Materi Logika Informatika - Penalaran Deduktif dan Induktif


Penalaran Deduktif dan Induktif

Hasil gambar untuk penalaran deduktif dan induktif

1. Penalaran Deduktif
          Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh : Mamalia adalah makhluk hidup yang menyusui anaknya, Kambing , Sapid an Kerbau merupakan contoh dari mamalia.
2. Penalaran Induktif
          Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh : Ayam, bebek, angsa dan itik merupakan unggas, karena unggas merupakan hewan memiliki bulu di badannya dan biasanya bertelur.
3. Kalimat bernilai benar dan salah
Bernilai benar                :    Gajah memiliki belalai
Bernilai salah                 :    Gajah adalah Putri Duyung
Contoh                          :    Gajah adalah hewan yang memiliki belalai dan Gajah adalah Putri Duyung
4. Negasi
          Kalimat ingkaran ( Negasi ) adalah suatu pernyataan yang diperoleh dari suatu pernyataan sebelumnya dan mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan dengan pernyataan sebelumnya.
Table negasi.
5.      Konjungsi
          Gabungan  dua  pernyataan  tunggal  yang  menggunakan  kata penghubung  “dan”  sehingga  terbentuk  pernyataan majemuk  disebut konjungsi. Konjungsi mempunyai kemiripan dengan operasi irisan () pada  himpunan.  Sehingga  sifat-sifat  irisan  dapat  digunakan  untuk mempelajari  bagian  ini.
6. Disjungsi
          Disjungsi adalah proposisi majemuk yang menggunakan perangkai “atau”.
Poposisi  “p  atau  q”  dinotasikan q  CodeCogsEqn (1)  p.  Tidak  seperti  pernyataan  berperangkai “dan”  yang  mempersyaratkan  terpenuhinya  kebenaran  semua  unsurnya,  pernyataan  berperangkai  “atau” menawarkan  suatu  pilihan,  artinya  jika  paling tidak salah satu dari kedua unsur proposisinya terpenuhi maka hal ini sudah cukup untuk pernyataan tersebut dikatakan benar.
7. Disjungsi inklusif
          Disjungsi inklusif adalah jika p dan q merupakan dua buah per-nyataan maka "p q" bernilai benar (B) jika p dan q keduanya bernilai benar, atau salah satu bernilai salah, sebaliknya "p q" bernilai salah (S) jika keduanya bernilai salah.
8. Disjungsi eksklusif
          Disjungsi eksklusif adalah jika p dan q merupakan dua buah pernyataan maka "p q" bernilai benar (B) jika salahsatu bernilai salah (S) atau salah satu bernilai (B), sebaliknya "p q" bernilai salah (S) jika keduanya bernilai benar (B) atau keduanya bernilai salah (S).

Komentar

Postingan populer dari blog ini